Menu
Kisah Hantu Dan Pesugihan Di Indonesia

Pesugihan Tali Pocong

Kisah Pesugihan: Kisah Kuswanto hampir mati karena mencuri tali pocong




Jika barang mewah dicuri Anda bisa tiba-tiba menjadi kaya. Namun, ada hal yang membuat Anda lebih kaya dari sekedar mencuri barang mewah, yaitu mencuri tali pocong.

Konon, tali pocong bisa membuat seseorang terus mendapat nutrisi tanpa henti. Apalagi jika tali pocong perawan tali pocong dicuri. Ini lebih efektif. Setidaknya itulah yang dikatakan Mbah Madi, dukun yang mengunjungi Kuswanto tempo hari. Kuswanto yang serakah berniat mencuri tali pocong setelah datang ke Mbah Madi.

Tali Pocong Perawan

"Saya akan membeli semua orang yang berbicara. Ketika saya kaya, biarkan saya memberi mereka pelajaran." Kuswanto jatuh miskin setelah ketahuan menghabiskan uang lotre dengan tetangganya. Dia menjual rumahnya untuk menggantikan hutang. Bahkan ia berpisah dengan istrinya karena terus melakukan kekerasan. Kuswanto mungkin telah menghilangkan stres istrinya dengan bangkrut. Namun, itu masih bukan hal yang benar untuk dilakukan. Akibatnya, ia tinggal di sebuah sumur di belakang bekas rumahnya. Selama rumah tersebut tidak ditempati, Kuswanto diperbolehkan tinggal di dalam sumur. Namun, hari-hari Kuswanto selalu penuh dengan hinaan dari tetangganya.

Bisa Membuat Orang Menghilang

Dia bahkan menyesatkan seorang wanita karena dia tidak bisa menahan penghinaan terus-menerus. Karena kelakuannya itu, Kuswanto harus berada di sel selama seminggu. Kini ia merasa percaya diri karena mendapat “nasihat” dari Mbah Madi untuk mencuri tali pocong dan mengubahnya menjadi jimat untuk rezeki. Entah apa yang ada di benak Kuswanto rela melakukan hal-hal yang tidak wajar demi kekayaan. Harta terakhirnya, sebuah sepeda motor, ia serahkan kepada Mbah Madi sebagai mahar. "Tidak masalah jika Anda memiliki sepeda motor, itu akan kembali lagi dan lagi." Itulah yang dipikirkan Kuswanto. Dia begitu yakin tentang keberhasilan pencurian. Meski terlihat mustahil, Kuswanto tetap bertekad untuk menjalankan niat jahatnya.
Dia membawa cangkul. Berpakaian serba hitam, lengkap dengan riasan hitam yang menutupi seluruh wajahnya, Kuswanto menjerumuskan ke pemakaman umum. Pemakaman itu padat dengan pohon kamboja dan pohon beringin. Pepohonan membuat pemandangan di kuburan tampak gelap bahkan di siang hari. Apalagi jika sudah malam. Pemakaman memang menjadi tujuan Kuswanto yang pas. Gelap, rindang, dan sunyi tentunya. Dia merasa bahwa dia akan diam-diam menggali kuburan yang akan menjadi target pencuriannya.

Bisa Membuat Sangat Kaya Raya

Singkat cerita, dia mengunjungi kuburan sasaran. Dia berdiri di atas kuburan dan meletakkan cangkulnya selama satu menit untuk membaca mantra sehingga tidak ada yang akan melihatnya, katanya. Berawal dari tarikan napas, Kuswanto langsung menggali kubur. Jantungnya berdegup kencang meski berusaha menenangkan diri. Selama kurang lebih 1 jam ia menggali, papan-papan yang menutupi jenazah mulai terlihat. Satu jam kemudian Kuswanto mulai menyentuh tubuh mangsanya. Jenazah seorang perawan dikuburkan hanya tiga hari yang lalu. Secara acak, Kuswanto mengikat tali pocong yang melemparkan tubuh itu. Dia bahkan memainkan lagu favoritnya saat melakukannya. Mungkin itu membuatnya merasa lebih santai. 


Saat tali pocong mulai mengendur, Kuswanto duduk sejenak di depan tubuh yang duduk di sana. Dia memasukkan tali pocong ke dalam tasnya dan bersiap untuk memanjat lagi. Namun, dia terkejut ketika melihat tubuh tiba-tiba bangun dan memanggilnya. Kuswanto berteriak sangat keras hingga dia ketakutan. Dia berlari ke atas untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, kakinya tiba-tiba menjadi kotor dan dia tidak bisa bergerak. Jeritan Kuswanto semakin keras minta tolong. Tak lama, sekitar dua penjaga makam datang ke makam dan menyorotkan lampu kilat mereka ke Kuswanto.

"Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan? Sialan!"

Keduanya segera menarik kaus kaki Kuswanto dari bawah kubur dan membawanya ke tengah desa. Dua penjaga makam bahkan menyebutnya pencuri.

"Ini pencuri tali pocong. Hanya perlu menyikatnya. Sikat!"

Kemudian warga tiba di tengah malam yang sepi. Pukulan demi pukulan mendarat di tubuh Kuswanto. Warga yang marah dengan perilakunya memukulnya.

Untungnya polisi datang lebih awal. Kalau tidak, mobilisasi bisa membunuh Kuswanto karena mencuri tali pocong perawan.

Cerita ini murni fiktif. Kemiripan antara nama dan setting karakter hanyalah sebuah kebetulan.